Selasa, 29 Juli 2008

MISTERI PESAN FIR`AUN


AWAL MULA FIR`AUN


Fir`aun bukan nama orang melainkan sebutan bagi raja yang berasal dari Mesir kuno. sebuah negara di Afrika yang tandus namun dapat berjaya karena memanfaatkan kesuburan Sungai Nil. Fir`aun sebagai kepala negara juga menguasai sebagian besar pertanian, jasa, administrasi tanah, dan perdagangan negara-negara kecil yang berdiam di sepanjang Lembah Nil dan perbatasan wilayah negara. Ia mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan rakat. Ia pun melanggengkan kekuasaannya itu dengan dominasi yang kuat dan menobatkan dirinya sebagai makhluk suci yang memegang kekuasaaan atas segalanya. Fir`aun kemudian diidentikan sebagai tuhan.
keprcayaan ini sekarang biasa kita kenal dengan politisme. kepercayaan ini kemudian mengikat seluruh keturunan rakyat mesir. Herodotus, seorang ahli sejarah mengatakan, bahwa para penduduk di kerajaan Mesir Kuno sangat taat dan patuh. Mereka tidak bisa meninggalkan kesesatan itu karena teguh memegang tradisi.
kesesatan ini semakin menjadi dengan keadaan lingkungan alam Mesir yang mampu melindungi dari serangan luar. Ya, Mesir dikelilingi oleh gurun pasir, pegunugan, dan lautan di semua sisi. jika ada yang musuh menyerang, sangat mudah bagi rakyat mesir untuk mempertahankan diri. selama berabad-abad keadaan ini terus berlangsung. Mereka pun semain yakin kondisi aman dan tentram ini adalah akibat dari kepercayaan mereka akan kekuasaan Fir`aun. Mereka terisolasi dan terjebak dalam fanatik buta.
FIR`AUN YANG MONOTEISTIK
Sebenarnya tidak semua Fir`aun kemudian menjadi penganut politeisme. Ada seorang Fir`aun penganut Monoteistik. Ia adalah Amenhotep IV. Ia tak menganut agama negara. Menurut catatan ahli sejarah Ernst H. Gombrich dalam Story of Art, "Dia (Amenhotep IV) mengubah banyak kebiasaan yang di sucikan oleh tradisi yang berbilang berabad-abad. Ia tak mau menyembah berbagai tuhan kaumnya yang aneh-aneh bentuknya. Baginya, hanya ada satu tuhan yang perkasa, Aton yang ia sembah dan tampilkan dalam bentuk matahari. Ia menyebut dirinya Akhenaton, mengikuti nama tuhannya dan memindahkan isatananya ke luar jangkauan para pendeta dari tuhan-tuhan yang lain ke suatu tempat yang sekarang disebut El Amarna.
Masyarakat tak mau terpengaruh oleh kepercayaan baru ini. Amenhotep IV muda mendapatkan tekanan hebat dari rakyatnya. Ajaran monoteistik dan berupaya merubah sistem tradisional Mesir disegala bidang secara radikal. Jajaran pemerintahan tak mengijinkan ajaran ini berkembang. Amenhotep IV terpaksa pindah bersama para pengikutnya dari Thebes dan bermukim di Tell-El-Amarna. Kota ini berkembang menjadi kota modern.
ota baru ini dinamakan "Ah-en-aton" yang berarti tunduk kepada Aton. Aton adalah "Pencipta langit dan bumi", penyamaan sebutannnya unuk Allah. Namun kekuatan Akhenaton pun tak lama. Seomplotan pendeta yang merasa terganggu dengan pengembangan ini membunuh Akhenaton dengan cara meracuninya.
Para fir`aun setelahnya berusaha keras untuk kembali menyebaran politeisme dan kembali ke masa lalu. salah satu Fir`aun yang berhasil adalah Ramses II yang muncul seabad setelah peristiwa ini. Kekuasaannya adalah yang terlama dalam sejarah Mesir. Menurut sejarah, dialah Fir`aun yang menyiksa Bani Israil serta menolak Islam yang dibawa oleh Nabi Musa dan Nabi Harun.
FIR`AUN BERTOBAT
Musa menyeru Fir`aun dan para pembesar kerajaan serta rakyat Mesir untuk meninggalkan kekafiran dan berhenti menyiksa Bani Israil. Fir`aun menolak dan membujuk Musa untuk taat kepadanya. Allah merekam perkataan Fir`aun dalam QS. Asy Syu`ara ayat ke-29:
"Sungguh jika kamu menyembah tuhan selain aku, benar-benar kamu salah seorang yang dipenjarakan."
Setelah mengalami permusuhan yang hebat, risalah yang dibawa Nabi Musa akhirnya sedikit demi sedikit membuat rakyat mesir meninggalkan ajaran Ramses II. Fir`aun Ramses II semakin kalap lalu menyebarkan fitnah bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun kesurupan serta berdusta.
Tekanan itu yang dirasakan oleh Nabi Musa dan Bani Israil semakin berat, akhirnya mereka terpaksa keluar dari Mesir. Fir`aun dan balatentaranya mengejar mereka hingga terdesak ke pantai Laut Tengah Mesir yang kemudian dienal Laut Merah atau Sea of Reeds (Karena ditumbuhi alang-alang). Para Pengikut Nabi Musa sempat khawatir akan terangkap. Namun Allah menurunkan wahyu untuk memukulkan tongkat di tangannya ke Laut di hadapan mereka. Seketika Laut terbelah dan tanpa ragu Nabi Musa dan pengikutnya memacu tunggangan dan berlari cepat di bagian lautan yang mengering dan membentuk jalan itu. Ketika sampai di seberang, laut pun menutup kembali. Saat itu Fir`aun terlaknat bersama seluruh pasukannya itu telah sampai di tengah laut, seketika tenggelam.
Hmm... sobat, bagian kisah diatas mungkin sudah kalian ketahui, namun tahukah apa yang diteriakan Fir`aun saat yakin dirinya takkan tertolong lagi dan azab telah pasti menimpanya?
"Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir`aun dan bala tentaranya karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir`aun itu telah hapir tenggeam berkatalah dia:"Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan yang dipercayai oleh bani israi, dan saya termasuk orang yang berserah diri (kepada Allah)".
HANYA JASADNYA YANG SELAMAT
Sayangnya pengakuannya yang keluar dari mulutnya itu tak lagi berguna. Laut dengan ombaknya yang ganas seketika menutupi dan menenggelamkan tubuh Fir`aun dan pengikunya yang durhaka pada Allah. Hingga pada satu massa jasad Fir`aun ditemukan utuh oleh para arkelog. Ini kebenaran firman Allah.
"Maka pada hari ini kami selamatkan badan mu supaya kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami. QS. Yunus ayat 92
Bukan jasadnya yang awet secara alamiah (dengan kuasa Allah) semata yang perlu kita renungkan. Namun, dengan wajahnya kini telah abadi, seakan Fir`aun Ramses II menyampaikan pesan ilahiah pada saat ini, bahwa ialah orang yang dulu memperskutukan Allah dengan dirinya sendiri. kini jasadnya adalah pelajaran yang berharga untuk orang-orang sesudahnya agar senantiasa patuh pada perintah Allah. Sungguh, Allah maha Kuasa atas segala sesuatu. Adakah alasan lain bagi kita untuk ragu menjalankan perintah Allah SWT? Wallahua`lam bi Shawwab. Sumber: MAjalah Muslimah

3 komentar:

fikri mengatakan...

kapan fir`aun ultah ?

Anonim mengatakan...

kapan fir`aun ultah ?

fikry mengatakan...

bagaimana dngan piramida????
mohon penjelasan yg DETAIL !!